Senin, 28 November 2011

Analisis Jurnal

ANALISIS JURNAL 
1. Judul                : Analisis Geografi Konsentrasi Industri Kulit di Kabupaten Garut
2. Pengarang        : Bagja Waluya ; Citra Adhitya
3. Tahun               : 2009
4. Tema                : Industri Kulit Ternak
5.   Latar Belakang Masalah                :
Perindustrian di suatu daerah dapat dianalisis secara geografis dan mempunyai pola persebaran yang dipengaruhi oleh faktor lokasi yang meliputi wilayah bahan mentah, pasaran, sumber suplai tenaga kerja, wilayah bahan bakar (tenaga, jalur transportasi serta penjaluran atau zoning kota.
Kegiatan sektor industri di Kabupaten Garut sangat beraneka ragam. Industri kulit merupakan industri dengan jumlah terbesar di Kabupaten Garut. Selain itu industri ini merupakan sektor utama dalam penyerapan tenaga kerja dibandingkan dengan sektor lainnya. Walau demikian, keberadaannya cenderung terkonsentrasi di Kecamatan Garut Kota dan Karangpawitan. Menurut Weber dalam Kuncoro (2001:2) bahwa “konsentrasi industri muncul terutama untuk minimisasi biaya transport atau biaya produksi”. Itulah yang menjadi latar belakang penulisan jurnal ini.
6.       Metodelogi                                   :
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode penelitian deskriptif. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui teknik observasi, wawancara, studi dokumentasi, dan literatur. Sampel penelitian terdiri dari 20 pengusaha, 75 tenaga kerja, dan 100 diambil dari masyarakat yang bukan pengrajin kulit.
      Tahap pengolahan dan analisis data meliputi dua tahap yaitu tahap analisis kualitatif dan kuantitatif. Untuk mengetahui kecenderungan jawaban responden dan fenomena di lapangan digunakan persentase dan uji korelasi. Sedangkan pola konsentrasi industri kulit di Kabupaten Garut dikaji dengan menggunakan analisa tetangga terdekat.
7.       Hasil dan Analisis                          :
a.      Hubungan ketersediaan bahan baku dengan faktor lokasi industri
Daerah sumber bahan baku utama bagi industri barang kerajinan kulit yaitu Sukaregang yang merupakan salah satu daerah di Kelurahan Kota Wetan, Kecamatan Garut Kota. Sukaregang ini merupakan pusat bahan baku baru kulit yang sudah mengalami penyamakan. Dan daerah daerah lokasi industri barang kerajinan kulit sebagian besar ada di Sukaregang, Kelurahan Kota Wetan juga. Hal ini disebabkan karena Sukaregang merupakan daerah sumber bahan baku dan pemasok terbesar dalam industri kulit di Garut. Sedangkan kekurangan bahan baku di daerah lainnya dipasok dari luar kota seperti Jakarta, Tanggerang, dan Bekasi. Semakin dekat lokasi industri dengan daerah sumber bahan baku maka ketersediaan bahan baku semakin banyak. Dekatnya jarak antara daerah sumber bahan baku dan lokasi industri bertujuan untuk menekan biaya pengambilan bahan baku.
b.                   b.   Hubungan Ketersediaan Tenaga Kerja dengan Faktor Lokasi Industri
Pada umumnya tenaga kerja berasal dari desa yang sama dengan lokasi industri atau desa lain yang berdekatan dengan lokasi industri. Berdasarkan hasil penelitian bahwa sebagian besar tenaga kerja berasal dari daerah sekitar dimana lokasi industri kerajinan kulit berada, yaitu Sukaregang. Adapula tenaga kerja yang berasal dari desa lain seperti Suci, Cimasuk, dan Lebak Agung. Banyaknya tenaga kerja serta upah tenaga kerja yang murah dapat memicu suatu industri didirikan di daerah tersebut.
c.   Hubungan Daerah Pemasaran dengan Faktor Lokasi Industri
barang kerajinan kulit yang sudah diproduksi kemudian dipasarkan. Lokasi pemasaran yang dekat bisa bisa saja menjadi bahan pertimbangan bagi seorang pengusaha untuk mendirikan industry di daerah tersebut. Sebagian besar daerah pemasarannya masih bersifat lokal dan regional, yaitu dipasarkan di took-toko kerajinan kulit yang ada disepanjang jalan Sukaregang maupun dengan melakukan pengiriman ke kota-kota besar yang ada di Pulau Jawa. Sedangkan pemasaran yang dilakukan pada skala nasional maupun internasional masih terbatas.
Jangkauan pemasaran lebih didominasi oleh banyaknya permintaan yang mempengaruhi luasnya daerah pemasaran. Untuk menghindari banyaknya rantai pemasaran maka pemasaran dilakukan langsung oleh pemborong atau distributor yang berasal dari berbagai kota.
8.       Kesimpulan dan rekomendasi      :
Kesimpulan
Konsentrasi industri kulit di Garut terjadi di Desa Sukaregang. Adanya konsentrasi itu dikarenakan Desa Sukaregang , Kelurahan Kota Wetan merupakan pusat penyamakan kulit terbesar di Kabupaten Garut dan mempunyai ketersediaan bahan baku yang lebih banyak dibandingkan dengan Desa Karangmulya maupun Lebak Agung.
Selain faktor bahan baku, terdapat faktor geografis lainnya yang menentukan lokasi industri di Kabupaten Garut seperti tenaga kerja dan pemasaran. Pada umumnya tenaga kerja berasal dari lingkungan sekitar dimana industri itu didirikan. Banyaknya tenaga kerja serta upah tenaga kerja yang murah dapat memacu suatu industri didirikan di daerah tersebut. Ketersediaan tenaga kerja pada umumnya dipengaruhi oleh banyaknya permintaan produk di pasaran.
Pemasaran produk kerajinan kulit pada umumnya dipasarkan ke kota-kota di luar provinsi. Bahkan ada sebagian pengusaha kerajinan kulit yang telah berhasil memasarkan produknya ke pasaran internasional.
Rekomendasi
1.      Jurnal penelitian ini cukup baik dan informatif tetapi sebaiknya dalam tahap pengolahan data kuntitatifnya menggunakan model matematis agar lebih akurat dan mudah dipahami.
2.      Dalam hasil dan analisis, penulis sudah menjelaskan dengan detail hubungan antara faktor-faktor yang mempengaruhi lokasi industri dengan mendeskripsikannya, tetapi akan lebih mudah dan menarik bila disajikan dengan grafik pula.  

Sumber :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Senin, 28 November 2011

Analisis Jurnal

ANALISIS JURNAL 
1. Judul                : Analisis Geografi Konsentrasi Industri Kulit di Kabupaten Garut
2. Pengarang        : Bagja Waluya ; Citra Adhitya
3. Tahun               : 2009
4. Tema                : Industri Kulit Ternak
5.   Latar Belakang Masalah                :
Perindustrian di suatu daerah dapat dianalisis secara geografis dan mempunyai pola persebaran yang dipengaruhi oleh faktor lokasi yang meliputi wilayah bahan mentah, pasaran, sumber suplai tenaga kerja, wilayah bahan bakar (tenaga, jalur transportasi serta penjaluran atau zoning kota.
Kegiatan sektor industri di Kabupaten Garut sangat beraneka ragam. Industri kulit merupakan industri dengan jumlah terbesar di Kabupaten Garut. Selain itu industri ini merupakan sektor utama dalam penyerapan tenaga kerja dibandingkan dengan sektor lainnya. Walau demikian, keberadaannya cenderung terkonsentrasi di Kecamatan Garut Kota dan Karangpawitan. Menurut Weber dalam Kuncoro (2001:2) bahwa “konsentrasi industri muncul terutama untuk minimisasi biaya transport atau biaya produksi”. Itulah yang menjadi latar belakang penulisan jurnal ini.
6.       Metodelogi                                   :
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode penelitian deskriptif. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui teknik observasi, wawancara, studi dokumentasi, dan literatur. Sampel penelitian terdiri dari 20 pengusaha, 75 tenaga kerja, dan 100 diambil dari masyarakat yang bukan pengrajin kulit.
      Tahap pengolahan dan analisis data meliputi dua tahap yaitu tahap analisis kualitatif dan kuantitatif. Untuk mengetahui kecenderungan jawaban responden dan fenomena di lapangan digunakan persentase dan uji korelasi. Sedangkan pola konsentrasi industri kulit di Kabupaten Garut dikaji dengan menggunakan analisa tetangga terdekat.
7.       Hasil dan Analisis                          :
a.      Hubungan ketersediaan bahan baku dengan faktor lokasi industri
Daerah sumber bahan baku utama bagi industri barang kerajinan kulit yaitu Sukaregang yang merupakan salah satu daerah di Kelurahan Kota Wetan, Kecamatan Garut Kota. Sukaregang ini merupakan pusat bahan baku baru kulit yang sudah mengalami penyamakan. Dan daerah daerah lokasi industri barang kerajinan kulit sebagian besar ada di Sukaregang, Kelurahan Kota Wetan juga. Hal ini disebabkan karena Sukaregang merupakan daerah sumber bahan baku dan pemasok terbesar dalam industri kulit di Garut. Sedangkan kekurangan bahan baku di daerah lainnya dipasok dari luar kota seperti Jakarta, Tanggerang, dan Bekasi. Semakin dekat lokasi industri dengan daerah sumber bahan baku maka ketersediaan bahan baku semakin banyak. Dekatnya jarak antara daerah sumber bahan baku dan lokasi industri bertujuan untuk menekan biaya pengambilan bahan baku.
b.                   b.   Hubungan Ketersediaan Tenaga Kerja dengan Faktor Lokasi Industri
Pada umumnya tenaga kerja berasal dari desa yang sama dengan lokasi industri atau desa lain yang berdekatan dengan lokasi industri. Berdasarkan hasil penelitian bahwa sebagian besar tenaga kerja berasal dari daerah sekitar dimana lokasi industri kerajinan kulit berada, yaitu Sukaregang. Adapula tenaga kerja yang berasal dari desa lain seperti Suci, Cimasuk, dan Lebak Agung. Banyaknya tenaga kerja serta upah tenaga kerja yang murah dapat memicu suatu industri didirikan di daerah tersebut.
c.   Hubungan Daerah Pemasaran dengan Faktor Lokasi Industri
barang kerajinan kulit yang sudah diproduksi kemudian dipasarkan. Lokasi pemasaran yang dekat bisa bisa saja menjadi bahan pertimbangan bagi seorang pengusaha untuk mendirikan industry di daerah tersebut. Sebagian besar daerah pemasarannya masih bersifat lokal dan regional, yaitu dipasarkan di took-toko kerajinan kulit yang ada disepanjang jalan Sukaregang maupun dengan melakukan pengiriman ke kota-kota besar yang ada di Pulau Jawa. Sedangkan pemasaran yang dilakukan pada skala nasional maupun internasional masih terbatas.
Jangkauan pemasaran lebih didominasi oleh banyaknya permintaan yang mempengaruhi luasnya daerah pemasaran. Untuk menghindari banyaknya rantai pemasaran maka pemasaran dilakukan langsung oleh pemborong atau distributor yang berasal dari berbagai kota.
8.       Kesimpulan dan rekomendasi      :
Kesimpulan
Konsentrasi industri kulit di Garut terjadi di Desa Sukaregang. Adanya konsentrasi itu dikarenakan Desa Sukaregang , Kelurahan Kota Wetan merupakan pusat penyamakan kulit terbesar di Kabupaten Garut dan mempunyai ketersediaan bahan baku yang lebih banyak dibandingkan dengan Desa Karangmulya maupun Lebak Agung.
Selain faktor bahan baku, terdapat faktor geografis lainnya yang menentukan lokasi industri di Kabupaten Garut seperti tenaga kerja dan pemasaran. Pada umumnya tenaga kerja berasal dari lingkungan sekitar dimana industri itu didirikan. Banyaknya tenaga kerja serta upah tenaga kerja yang murah dapat memacu suatu industri didirikan di daerah tersebut. Ketersediaan tenaga kerja pada umumnya dipengaruhi oleh banyaknya permintaan produk di pasaran.
Pemasaran produk kerajinan kulit pada umumnya dipasarkan ke kota-kota di luar provinsi. Bahkan ada sebagian pengusaha kerajinan kulit yang telah berhasil memasarkan produknya ke pasaran internasional.
Rekomendasi
1.      Jurnal penelitian ini cukup baik dan informatif tetapi sebaiknya dalam tahap pengolahan data kuntitatifnya menggunakan model matematis agar lebih akurat dan mudah dipahami.
2.      Dalam hasil dan analisis, penulis sudah menjelaskan dengan detail hubungan antara faktor-faktor yang mempengaruhi lokasi industri dengan mendeskripsikannya, tetapi akan lebih mudah dan menarik bila disajikan dengan grafik pula.  

Sumber :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar