Senin, 28 November 2011

Analisis Jurnal

ANALISIS JURNAL 
1. Judul                : Analisis Geografi Konsentrasi Industri Kulit di Kabupaten Garut
2. Pengarang        : Bagja Waluya ; Citra Adhitya
3. Tahun               : 2009
4. Tema                : Industri Kulit Ternak
5.   Latar Belakang Masalah                :
Perindustrian di suatu daerah dapat dianalisis secara geografis dan mempunyai pola persebaran yang dipengaruhi oleh faktor lokasi yang meliputi wilayah bahan mentah, pasaran, sumber suplai tenaga kerja, wilayah bahan bakar (tenaga, jalur transportasi serta penjaluran atau zoning kota.
Kegiatan sektor industri di Kabupaten Garut sangat beraneka ragam. Industri kulit merupakan industri dengan jumlah terbesar di Kabupaten Garut. Selain itu industri ini merupakan sektor utama dalam penyerapan tenaga kerja dibandingkan dengan sektor lainnya. Walau demikian, keberadaannya cenderung terkonsentrasi di Kecamatan Garut Kota dan Karangpawitan. Menurut Weber dalam Kuncoro (2001:2) bahwa “konsentrasi industri muncul terutama untuk minimisasi biaya transport atau biaya produksi”. Itulah yang menjadi latar belakang penulisan jurnal ini.
6.       Metodelogi                                   :
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode penelitian deskriptif. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui teknik observasi, wawancara, studi dokumentasi, dan literatur. Sampel penelitian terdiri dari 20 pengusaha, 75 tenaga kerja, dan 100 diambil dari masyarakat yang bukan pengrajin kulit.
      Tahap pengolahan dan analisis data meliputi dua tahap yaitu tahap analisis kualitatif dan kuantitatif. Untuk mengetahui kecenderungan jawaban responden dan fenomena di lapangan digunakan persentase dan uji korelasi. Sedangkan pola konsentrasi industri kulit di Kabupaten Garut dikaji dengan menggunakan analisa tetangga terdekat.
7.       Hasil dan Analisis                          :
a.      Hubungan ketersediaan bahan baku dengan faktor lokasi industri
Daerah sumber bahan baku utama bagi industri barang kerajinan kulit yaitu Sukaregang yang merupakan salah satu daerah di Kelurahan Kota Wetan, Kecamatan Garut Kota. Sukaregang ini merupakan pusat bahan baku baru kulit yang sudah mengalami penyamakan. Dan daerah daerah lokasi industri barang kerajinan kulit sebagian besar ada di Sukaregang, Kelurahan Kota Wetan juga. Hal ini disebabkan karena Sukaregang merupakan daerah sumber bahan baku dan pemasok terbesar dalam industri kulit di Garut. Sedangkan kekurangan bahan baku di daerah lainnya dipasok dari luar kota seperti Jakarta, Tanggerang, dan Bekasi. Semakin dekat lokasi industri dengan daerah sumber bahan baku maka ketersediaan bahan baku semakin banyak. Dekatnya jarak antara daerah sumber bahan baku dan lokasi industri bertujuan untuk menekan biaya pengambilan bahan baku.
b.                   b.   Hubungan Ketersediaan Tenaga Kerja dengan Faktor Lokasi Industri
Pada umumnya tenaga kerja berasal dari desa yang sama dengan lokasi industri atau desa lain yang berdekatan dengan lokasi industri. Berdasarkan hasil penelitian bahwa sebagian besar tenaga kerja berasal dari daerah sekitar dimana lokasi industri kerajinan kulit berada, yaitu Sukaregang. Adapula tenaga kerja yang berasal dari desa lain seperti Suci, Cimasuk, dan Lebak Agung. Banyaknya tenaga kerja serta upah tenaga kerja yang murah dapat memicu suatu industri didirikan di daerah tersebut.
c.   Hubungan Daerah Pemasaran dengan Faktor Lokasi Industri
barang kerajinan kulit yang sudah diproduksi kemudian dipasarkan. Lokasi pemasaran yang dekat bisa bisa saja menjadi bahan pertimbangan bagi seorang pengusaha untuk mendirikan industry di daerah tersebut. Sebagian besar daerah pemasarannya masih bersifat lokal dan regional, yaitu dipasarkan di took-toko kerajinan kulit yang ada disepanjang jalan Sukaregang maupun dengan melakukan pengiriman ke kota-kota besar yang ada di Pulau Jawa. Sedangkan pemasaran yang dilakukan pada skala nasional maupun internasional masih terbatas.
Jangkauan pemasaran lebih didominasi oleh banyaknya permintaan yang mempengaruhi luasnya daerah pemasaran. Untuk menghindari banyaknya rantai pemasaran maka pemasaran dilakukan langsung oleh pemborong atau distributor yang berasal dari berbagai kota.
8.       Kesimpulan dan rekomendasi      :
Kesimpulan
Konsentrasi industri kulit di Garut terjadi di Desa Sukaregang. Adanya konsentrasi itu dikarenakan Desa Sukaregang , Kelurahan Kota Wetan merupakan pusat penyamakan kulit terbesar di Kabupaten Garut dan mempunyai ketersediaan bahan baku yang lebih banyak dibandingkan dengan Desa Karangmulya maupun Lebak Agung.
Selain faktor bahan baku, terdapat faktor geografis lainnya yang menentukan lokasi industri di Kabupaten Garut seperti tenaga kerja dan pemasaran. Pada umumnya tenaga kerja berasal dari lingkungan sekitar dimana industri itu didirikan. Banyaknya tenaga kerja serta upah tenaga kerja yang murah dapat memacu suatu industri didirikan di daerah tersebut. Ketersediaan tenaga kerja pada umumnya dipengaruhi oleh banyaknya permintaan produk di pasaran.
Pemasaran produk kerajinan kulit pada umumnya dipasarkan ke kota-kota di luar provinsi. Bahkan ada sebagian pengusaha kerajinan kulit yang telah berhasil memasarkan produknya ke pasaran internasional.
Rekomendasi
1.      Jurnal penelitian ini cukup baik dan informatif tetapi sebaiknya dalam tahap pengolahan data kuntitatifnya menggunakan model matematis agar lebih akurat dan mudah dipahami.
2.      Dalam hasil dan analisis, penulis sudah menjelaskan dengan detail hubungan antara faktor-faktor yang mempengaruhi lokasi industri dengan mendeskripsikannya, tetapi akan lebih mudah dan menarik bila disajikan dengan grafik pula.  

Sumber :

Jumat, 25 November 2011

The Values of Globalization

  •  What are the values underlying globalization?
Nilai-nilai yang mendasari globalisasi adalah tidak adanya batasan dalam hal berkomunikasi, bertransaksi, dan saling bertukar budaya. Dengan globalisasi batas wilayah dan negara tidak lagi menjadi hambatan. Nilai utamanya adalah prinsip universal (menyeluruh)
  • Are these “ASEAN” values?
Nilai-nilai ASEAN lebih mengedepankan voluntary approach (lemahnya pressure group). Semangat persaudaraan di Asia Tenggara yang erat sebagai negara-negara yang bertetangga antara lain cermin dalam perwujudan nilai-nilai ASEAN. Kelebihan nilai-nilai tersebut adalah lebih mengedepankan empathy, namun kekurangan terbesar adalah kurangnya ketegasan. Dengan pendekatan voluntary appoarch yang lebih mengemuka dalam berbagai inisiatif kerja sama yang terbentuk di ASEAN serta lemahnya pressure group diantara sesama negara anggota maka perwujudan integrasi ekonomi kawasan berpotensi memerlukan waktu yang lebih lama.
  • Are these values typically associated with modernization?
Nilai-nilai tersebut terkait dengan modernisasi adalah, terkadang adanya sikap nasionalisme dan rasa tidak terbuka dengan hal-hal yang baru terutama untuk negara ASEAN yang menganut adat ketimuran. Biasanya orang timur lebih mengedepankan semangat persaudaraan dan tertutup pada sesuatu yang baru jadi hal ini menghambat proses modernisasi dan globalisasi.
 Mata Kuliah Teori Ekonomi 1 - Dr. Prihantoro

How Can We Measure the Extent of Globalization

Globalisasi adalah suatu keadaan dimana kehidupan masyarakat dalam berbagai aspek, tidak lagi tergantung pada batas-batas wilayah. Dalam globalisasi bidang ekonomi telah terjadi perdagangan internasional pasar bebas, dibentuknya kerjasama regional, bilateral, maupun multilateral. Berdirinya organisasi World Bank, World Trade Organization, Asian Free Trade Area dan lain-lain.
Fenomena Globalisasi yang terjadi sampai dengan saat ini diantaranya ditandai dengan beberapa hal, diantaranya :
  1. Meningkatnya perdangangan global.
  2. Meningkatnya aliran modal internasional, diantaranya investasi langsung luar negeri
  3. Berkembangnya sistem keuangan global
  4.   Meningkatnya aktivitas perekonomian dunia yang dikuasai oleh perusahaan-perusahaan multinasional
  5.  Meningkatnya peran organisasi-organisasi internasional, seperti WTO, WIPO, IMF, yang berurusan dengan transaksi-transaksi internasional.
Dengan adanya berbagai kemudahan diatas, kita dapat mengatakan bahwa tingkat globalisasi di dunia kian meluas dari waktu ke waktu. Meluasnya tingkat globalisasi dapat diukur dari beberapa hal dibawah ini diantaranya:
·         Perubahan Akseleratif, yaitu merupakan perubahan yang sangat cepat dalam segala bidang terutama yang berhubungan dengan interdependensi atau ketergantungan dengan ekonomi, teknologi informasi dan komunikasi di antara negara-negara di dunia.
·         Aliran Modal Tanpa Batas, yaitu tumbuhnya iklim investasi yang mencakup berbagai produk. Banyak perusahaan-perusahaan multinasional yang melakukan ekspansi ke negara-negara lain untuk mendapatkan komponen-komponen produk yang tidak lagi dari anak perusahaannya, tapi dapat juga dari perusahaan-perusahaan lain sehingga terwujud produk barang jadi.
·         Ekonomi Pengetahuan, yaitu bahwa globalisasi telah membawa hubungan ekonomi antar bangsa yang ditandai saling ketergantungan antara negara-negara maju dan negara berkembang dengan segala implikasi yang ditimbulkannya. Hal ini menjadi kajian ilmu pengetahuan bagi para akademisi, ekonom, perumus kebijakan baik pemerintah maupun dunia usaha.
·         Hiper Kompetisi, yaitu segala daya upaya yang dilakukan baik dari dunia usaha, dunia industri maupun pemerintah yang selalu berkompetisi untuk memperoleh simpati dan segmen pasar yang sebanyak-banyaknya. Pemanfaatan media komunikasi dan informasi sangat gencar dalam publikasi untuk menawarkan produk-produk unggulan yang berkualitas dengan segala kelebihannya sesuai dengan trens yang ada di dalam masyarakat.
·         Global dan Kompleks, yaitu segala hal yang terkait dengan transnasional produk telah terjadi saling ketergantungan yang memerlukan tingkat manajemen tinggi dan kompleks. Oleh sebab itu, globalisasi telah memberikan implikasi analisis pemikiran yang integrated dan komprehensif.


Sumber:
http://id.wikipedia.org/wiki/Globalisasi
http://ishardino.blogspot.com/2010/04/analisis-fenomena-globalisasi-ekonomi.html

Mata Kuliah Teori Ekonomi 1 - Dr. Prihantoro

Perekonomian Baja di Indonesia

Peningkatan produksi baja di Indonesia diprediksi akan meningkat, hal itu dikarenakan:
  1.  Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia yang membutuhkan banyak produk baja
  2. Sektor otomotif mendorong penggunaan baja
  3. Sektor perkapalan juga meningkat
Karena tingginya biaya produksi, maka produsen bajapun akan menaikkan harga jual produk.
Indonesia termasuk salah satu konsumen sekaligus produsen baja yang besar. Namun yang terjadi saat ini, produksi baja nasional tidak pernah seimbang dengan konsumsi kebutuhan dalam negeri.
Diperkirakan tahun ini Indonesia masih harus mengimpor baja sekitar 3 juta ton untuk memenuhi tingginya kebutuhan baja di dalam negeri. Oleh karena itu, saat ini masing-masing produsen dalam negeri berlomba meningkatkan kapasitas produksi dan perluasan pasar untuk dapat memenuhi target penjualannya.
Pasar baja nasional memang besar. Dengan pembangunan infrastruktur yang terus berjalan, pasar baja Indonesia akan tetap tumbuh. Namun, di tengah besarnya pasar baja di negeri ini, tingkat produksi masih belum mengimbangi kebutuhan. Sebenarnya ini menjadi potensi pasar untuk investasi baru, asalkan dapat bersaing dengan harga murah dan kualitas baik.

Sumber:

Mata Kuliah Teori Ekonomi 1 - Dr. Prihantoro

Senin, 07 November 2011

Komoditas Kulit Hewan di Indonesia

  Pemanfaatan kulit hewan untuk kepentingan manusia berjalan searah dengan perkembangan peradaban manusia. Dari keseluruhan produk sampingan hasil pemotongan ternak, maka kulit merupakan produk yang memiliki nilai ekonomis yang paling tinggi. Berat kulit sapi, kambing, dan kerbau memiliki kisaran 7-10% dari berat tubuh. Secara ekonomis, kulit memiliki harga berkisar 10-15% dari harga ternak.
  1. Permintaan dan Penawaran Kulit Sapi dan Kambing
    Kebutuhan kulit di Indonesia terus meningkat seiring dengan pertumbuhan industri kulit di tanah air. Meski banyak alternatif kulit hewan dipasaran untuk dijadikan bahan baku produk, kulit kambing dan domba masih menduduki peringkat permintaan tertinggi. Kualitas prima menjadi alasan utama kulit itu diminati. Tak hanya pasar dalam negeri, permintaan dari luar negeri terus berdatangan. Bahkan, dari negara-negara di Eropa dan Amerika.
     Banyaknya permintaan kulit hewan ini digunakan untuk industri seperti jaket, sepatu, tas, dan kerajinan tangan. Untuk mendapatkan bahan baku biasanya pengusaha langsung datang ke tempat pemotongan hewan atau sejenisnya. Pengusaha biasanya membeli dalam jumlah yang banyak, tapi terkadang dalam mencari bahan baku pengusaha mendapat kesulitan yaitu sulitnya mendapatkan bahan baku yang baik dan bermutu. Tapi hal tersebut dapat diatasi dengan memperluas area untuk mendapatkan bahan baku tersebut.
   Harga kulit hewan ini bervariasi sesuai dengan mutu dari kulit tersebut. Biasanya penawaran dan permintaan kulit hewan seperti domba, kambing, sapi, dan kerbau meningkat saat Hari Raya Idul Adha. Banyaknya hewan kurban yang disembelih pada saat Hari Raya Idul Adha tahun ini membuat kulit hewan kurban banyak diburu. Dalam satu lembar kulit kambing penjual menghargainya berkisar antara Rp 35.000,- sampai Rp 45.000,-. Sedangkan untuk harga kulit sapi penjual menghargainya antara Rp 11.000,- sampai Rp 12.000,- setiap per kilogramnya. Setiap Idul Adha rata-rata penjual bisa memperoleh 2000 sampai dengan 3000 lembar kulit, baik kulit kambing maupun kulit sapi. 
     Sebelum diolah menjadi bahan industri atau kerajinan, kulit harus melalui proses pengawetan terlebih dahulu. Hal ini bertujuan untuk mempertahankan struktur dan keadaan kulit, untuk tujuan penyimpanan dalam waktu yang relatif lama, dan agar kulit dapat dikelompokan menurut besar dan kualitasnya. Dan proses pengawetannya dapat dengan bermacam cara, seperti penggaraman dan pemakaian zat kimia.
      2. Potensi dan Karakteristik Bisnis Kulit di Indonesia
     Potensi bisnis kulit di Indonesia masih sangat besar, hal ini disebabkan masih sedikitnya industri besar yang mengolah secara intensif. Kalaupun ada kapasitasnya belum mampu memenuhi permintaan pasar. Sebagai contoh industri kulit hanya mampu menghasilkan 350.000.000 sqft/tahun sedangkan permintaan untuk industri alas kaki maupun untuk barang jadi sebesar 673.000.000 sqft/tahun sehingga setiap tahunnya terjadi kekurangan 323.000.000 sqft. Selain masih sedikitnya industri besar yang mengolah secara intensif bisnis ini, sulitnya bahan baku menjadi faktor masih besarnya peluang bisnis ini.
     Secara umum karakteristik industri kulit dan produk kulit ini antara lain sebagai berikut :
  • Padat Karya, bahwa industri kulit dan produk kulit memerlukan tenaga kerja terampil dan ahli dari perkulitan
  • Padat Modal, artinya bahwa dalam pendirian industri kulit dan produk kulit memerlukan modal yang cukup besar untuk pembelian mesin-tenaga, tanah, dan SDM yang ahli dalam perkulitan
  • Padat Teknologi, artinya bahwa dalam proses produksinya kulit dan produk kulit memerlukan beberapa tahapan seperti dalam proses penyamakan, proses pewarnaan, proses penghalusan, dan proses dalam finishing yang kesemuanya merupakan tahapan yang menggunakan teknologi
  • Industri kulit dan produk kulit termasuk industri yang tidak ramah lingkungan, terutama dampak lingkungan yang disebabkan dalam proses penyamakan menjadi kulit jadi. Dimana prosesnya menggunakan bahan baku kimia yang cukup berbahaya
  • Dilihat dari karakternya kapasitas industri kulit dan produksi kulit terdiri dari industri kecil, industri menengah, dan besar. Untuk kapasitas produksi IKM rata-rata sebesar 250.000 sqft per tahun sedangkan industri besar rata-rata sebesar 20.000.000 sqft per tahun.
Sumber :
  1. Karakteristik Industri Kulit di Indonesia
  2. Teknologi Pengawetan dan Pengolahan Kulit
  3. Kulit Domba dan Kambing Jadi Primadona
  4. Pengepul Kulit Meningkat
Mata Kuliah Teori Ekonomi - Dr. Prihantoro
Kelompok 15: Ayu Mulyaningsih dan Ely Puji Setianingsih

Minggu, 06 November 2011

SARJANA MAGISTER (SARMAG) UNIVERSITAS GUNADARMA

Apa yang dimaksud dengan sarmag? Sarmag adalah program beasiswa akselerasi yang diadakan oleh Universitas Gunadarma. Program ini meliputi tiga tahun empat bulan pendidikan S1, dan satu tahun pendidikan S2. Jadi, total pembelajaran dalam program ini kira-kira adalah empat tahun empat bulan.
Bagaimana cara mendapatkan beasiswa ini? Disini saya akan menceritakan pengalaman saya masuk sarmag. Saya adalah mahasiswi Sarmag Akuntansi 2010 Universitas Gunadarma, yang merupakan angkatan keempat untuk jurusan Akuntansi (SMAK04). Hal pertama yang dinilai adalah IPK semester 1 dan 2. IPK kita minimal harus 3.5. Selanjutnya ketika saya sedang menikmati liburan semester di rumah, saya mendapatkan sms dari panitia sarmag bahwa saya diundang untuk mengikuti briefing pertama yang diadakan pada tanggal 12 September 2011 pukul 13.00 WIB di kampus D Margonda. Sms itu saya terima pada tanggal 10 September 2011 pukul 09.49.37 WIB. Spontan saya kaget campur senang membaca sms tersebut.
Pada tanggal 12 September 2011, saya mendatangi kampus D untuk memenuhi undangan beasiswa ini. Disana saya diberi tahu semua mengenai sarmag, jadwal untuk mengikuti tes TOEFL yang diadakan pada tanggal 14 September 2011, dan jadwal untuk mengikuti tes interview pada tanggal 15 September 2011. Syarat TOEFL yang harus dipenuhi adalah 500. Pada saat interview, disarankan untuk tidak tegang karena pertanyaannya tidak jauh dari kehidupan kita sehari-hari. Santai, rileks, dan enjoy aja! Anggap saja seperti curhat ke dosen.
Mengenai pengumuman seleksi, diperkirakan tanggal 17 September 2011 pukul 10.00 WIB via telpon. Di tanggal 17 September, perasaan saya campur aduk. Kadang saya berpikir optimis, kadang juga pesimis saat itu. Akhirnya telpon yang ditunggu-tunggu berdering juga. Saat itu memang ada telpon dari kampus, tetapi bukan untuk memberikan pengumuman, melainkan untuk menyuruh saya kuliah seperti biasa dulu di kelas reguler. Saya kaget. Apa ini berarti saya tidak lolos seleksi? Saya tanya teman-teman saya yang juga mengikuti seleksi ini, ternyata jawabannya berbeda-beda. Ada yang disuruh ikut kursus lagi di kampus Gunadarma di Simatupang, ada juga yang disuruh ikut kursus di kampus Gunadarma Margonda. Selama perkuliahan di kelas reguler, saya galau, tidak fokus karena masih penasaran dengan pengumuman seleksi tersebut. Akhirnya pengumuman dilakukan pada tanggal 29 September 2011. Saat itu saya sedang berada di dalam kelas, tepatnya sedang jam istirahat. Ketika saya dan teman-teman sedang asik-asiknya membahas tugas, tiba-tiba handphone saya bergetar, saya pikir hanya sms, dibacanya nantin saja. Handphone saya terus bergetar, saya angkat telepon tersebut dan ternyata pihak panitia menelpon saya. Mereka mengabarkan bahwa saya lolos semua seleksi dan beliau memberitahukan bahwa akan diadakan briefing kedua di kampus Universitas Gunadarma yang berada di Simatupang.
Mengenai biaya yang harus dibayar, biaya ini tentu tidak full free. Untuk pendidikan S1, biaya sama seperti program reguler Untuk yang pendidikan S2, biaya normalnya adalah Rp97.600.000, tetapi bagi mahasiswa sarmag hanya Rp10.000.000 yang dibayarkan. Dengan biaya Rp.10.000.000 ini kita mendapat satu unit laptop dari kampus, dan akan mendapatkan kursus, selain itu ruang belajar yang asik, fasilitas yang cukup lengkap, dan dosen yang rata-rata memiliki gelar doktoral. Di program sarmag ini tidak memakai sistem semester, melainkan trimester. Jadi, selama satu tahun kita menyelesaikan tiga trimester.
Satu lagi, mahasiswa sarmag ini juga memiliki kesempatan untuk kuliah di luar negri. Untuk jurusan Akuntansi, mahasiswa yang terpilih akan dikuliahkan ke China.
Dari sini saya belajar untuk berusaha terus menerus. Awalnya saya berpikir, saya takut kalau tidak bisa mengikuti pelajaran di program sarmag ini, tetapi berkat dukungan keluarga dan teman-teman, saya memutusakan untuk mengambil beasiswa ini. Lagipula, jika kita terus berpikiran seperti itu, kapan kita bisa maju? Kesempatan tidak datang dua kali, guys! Ini bukan akhir dari segala perjuangan saya, melainkan awal dari perjuangan saya.

Sabtu, 05 November 2011

Pergeseran Kurva Penawaran


Pergeseran kurva penawaran baju (shirts) ke kanan pada gambar (a) menunjukkan terjadinya kenaikan penawaran baju dengan harga yang konstan. Pergeseran kurva penawaran baju (shirts) ke kiri pada gambar (b) menunjukkan terjadinya penurunan penawaran dengan harga yang konstan juga.

Hal-hal yang mempengaruhi pergeseran kurva penawaran tersebut antara lain:
  •   Prices of Relevant Resources (Harga Sumber Daya yang Relevan)
Apabila terjadi penurunan biaya pada sumber daya untuk membuat baju, misalnya adalah kain, maka produsen akan memproduksi baju dengan kuantitas yang lebih banyak dan harga yang tetap.  Penjelasan ini terkait dengan kurva (a).
Apabila terjadi kenaikan biaya pada kain tersebut, maka produsen akan memproduksi baju tersebut dengan kuantitas yang lebih sedikit dan harga yang tetap. Penjelasan ini terkait dengan kurva (b).

  •   Technology (Penggunaan Teknologi)
Faktor teknologi akan memengaruhi output barang atau jasa yang akan dihasilkan produsen. Semakin tinggi teknologi, semakin cepat barang yang dihasilkan (dalam hal ini adalah baju), maka semakin besar pula penawaran baju yang terjadi, tetapi tetap dengan harga yang konstan. Penjelasan ini terkait dengan kurva (a).
Sebaliknya, apabila produsen tidak memanfaatkan kecanggihan teknologi yang ada, produsen akan memakan waktu yang lama untuk memproduksi baju, maka penawaran baju yang terjadi sedikit dengan harga yang konstan. Penjelasan ini terkait dengan kurva (b).

  •   Number of Sellers (Banyaknya Penjual)
Banyaknya penjual mempengaruhi penawaran yang terjadi di pasar. Semakin banyak penjual yang menjual baju, maka penawaran baju semakin banyak. Penjelasan ini terkait dengan kurva (a).
Sebaliknya, semakin sedikit penjual yang menjual baju, maka penawaran baju berkurang. Penjelasan ini terkait dengan kurva (b).

  •   Expectation of Future Prices (Perkiraan Harga di Masa Depan)
Perkiraan harga di masa depan mempengaruhi penawaran yang terjadi di pasar. Apabila diperkirakan harga baju di masa depan turun, maka produsen akan lebih banyak menawarkan barang dagangannya saat ini. Penjelasan ini terkait dengan kurva (a).
Apabila diperkirakan harga baju di masa depan naik, maka produsen akan mengurangi penawaran saat ini sehingga produsen dapat menawarkan barang dagangannya lebih bayak di masa depan. Penjelasan ini terkait dengan kurva (b).

  •   Taxes and Subsidies (Pajak dan Subsidi)
Pajak dan subsidi sangat berpengaruh pada penawaran yang terjadi di pasar. Semakin tinggi pajak yang dibayarkan oleh produsen, maka produsen akan mengurangi jumlah penawaran baju di pasar. Penjelasan ini terkait dengan kurva (b).
Apabila produsen menerima subsidi dari pemerintah, maka produsen akan menambah jumlah penawaran baju di pasar. Penjelasan ini terkait dengan kurva (a).
  •   Government Restrictions (Pembatasan Pemerintah)
Apabila pemerintah membuat kebijakan untuk meningkatkan  jumlah produksi baju yang diproduksi produsen, maka produsen akan menaikkan kuantitas baju dan otomatis meningkatkan penawaran yang terjadi di pasar. ini terkait dengan kurva (a).
 Apabila pemerintah membuat kebijakan untuk menurunkan jumlah produksi baju yang diproksi produsen, maka produsen akan menurunkan kuantitas baju dan otomatis akan menurunkan penawaran yang terjadi di pasar. ini terkait dengan kurva (b).


Sumber:
http://id.wikipedia.org/wiki/Penawaran

Mata Kuliah Teori Ekonomi 1 - Dr. Prihantoro

Price Ceiling dan Price Floor

Equilibrium Price dan Equilibrium Quantity terjadi pada saat penjual dan pembeli bertemu dan menentukan suatu keputusan yang sama-sama menguntungkan kedua pihak tersebut.
Pada kurva ekulibrium, Equilibrium Price dan Equilibrium Quantity ditemukan dalam suatu titik tertentu yang terhubung dari adanya kurva permintaan dan penawaran. Pada saat telah ditentukannya Equilibrium Price, ternyata pemerintah membuat kebijakan, yaitu diadakannya Price Ceiling. Price ceiling inibertujuan untuk mengontrol penjual agar tidak sesuka hati menentukan harga dari suatu barang. Price ceiling merupakan Harga Eceran Tertinggi (HET) yang artinya para penjual dapat menjual barang dagangannya dengan harga yang batas maksimumnya sesuai dengan HET tersebut.
Price ceiling menciptakan shortage karena kuantitas permintaan lebih besar dari kuantitas penawaran (Qd > Qs). Artinya, dalam hal ini jumlah barang yang diminta lebih banyak dari jumlah barang yang ditawarkan, sehingga barang yang ada tidak mencukupi untuk memenuhi permintaan yang ada, maka terjadilah shortage atau kekurangan. Besarnya shortage adalah selisih dari kuantitas permintaan dan kuantitas penawaran. Pada kurva di atas shortage yang terjadi adalah sebesar 90.

Hal yang sebaliknya terjadi pada Price Floor. Price floor menciptakan surplus karena kuantitas penawaran lebih besar dari kuantitas permintaan (Qs > Qd). Artinya, dalam hal ini jumlah barang yang ditawarkan lebih banyak daripada jumlah barang yang diminta, sehingga barang yang ada sangat cukup untuk memenuhi permintaan yang ada, maka terjadilah surplus atau kelebihan. Besarnya surplus adalah selisih dari kuantitas penawaran dan kuantitas permintaan. Pada kurva di atas surplus yang terjadi adalah sebesar 90. Dalam hal ini, terjadi kelebihan barang yang ditawarkan sehingga barang yang lebih ini dapat digunakan untuk kegiatan ekspor oleh suatu negara.

Mata Kuliah Teori Ekonomi 1 - Dr. Prihantoro

Senin, 28 November 2011

Analisis Jurnal

ANALISIS JURNAL 
1. Judul                : Analisis Geografi Konsentrasi Industri Kulit di Kabupaten Garut
2. Pengarang        : Bagja Waluya ; Citra Adhitya
3. Tahun               : 2009
4. Tema                : Industri Kulit Ternak
5.   Latar Belakang Masalah                :
Perindustrian di suatu daerah dapat dianalisis secara geografis dan mempunyai pola persebaran yang dipengaruhi oleh faktor lokasi yang meliputi wilayah bahan mentah, pasaran, sumber suplai tenaga kerja, wilayah bahan bakar (tenaga, jalur transportasi serta penjaluran atau zoning kota.
Kegiatan sektor industri di Kabupaten Garut sangat beraneka ragam. Industri kulit merupakan industri dengan jumlah terbesar di Kabupaten Garut. Selain itu industri ini merupakan sektor utama dalam penyerapan tenaga kerja dibandingkan dengan sektor lainnya. Walau demikian, keberadaannya cenderung terkonsentrasi di Kecamatan Garut Kota dan Karangpawitan. Menurut Weber dalam Kuncoro (2001:2) bahwa “konsentrasi industri muncul terutama untuk minimisasi biaya transport atau biaya produksi”. Itulah yang menjadi latar belakang penulisan jurnal ini.
6.       Metodelogi                                   :
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode penelitian deskriptif. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui teknik observasi, wawancara, studi dokumentasi, dan literatur. Sampel penelitian terdiri dari 20 pengusaha, 75 tenaga kerja, dan 100 diambil dari masyarakat yang bukan pengrajin kulit.
      Tahap pengolahan dan analisis data meliputi dua tahap yaitu tahap analisis kualitatif dan kuantitatif. Untuk mengetahui kecenderungan jawaban responden dan fenomena di lapangan digunakan persentase dan uji korelasi. Sedangkan pola konsentrasi industri kulit di Kabupaten Garut dikaji dengan menggunakan analisa tetangga terdekat.
7.       Hasil dan Analisis                          :
a.      Hubungan ketersediaan bahan baku dengan faktor lokasi industri
Daerah sumber bahan baku utama bagi industri barang kerajinan kulit yaitu Sukaregang yang merupakan salah satu daerah di Kelurahan Kota Wetan, Kecamatan Garut Kota. Sukaregang ini merupakan pusat bahan baku baru kulit yang sudah mengalami penyamakan. Dan daerah daerah lokasi industri barang kerajinan kulit sebagian besar ada di Sukaregang, Kelurahan Kota Wetan juga. Hal ini disebabkan karena Sukaregang merupakan daerah sumber bahan baku dan pemasok terbesar dalam industri kulit di Garut. Sedangkan kekurangan bahan baku di daerah lainnya dipasok dari luar kota seperti Jakarta, Tanggerang, dan Bekasi. Semakin dekat lokasi industri dengan daerah sumber bahan baku maka ketersediaan bahan baku semakin banyak. Dekatnya jarak antara daerah sumber bahan baku dan lokasi industri bertujuan untuk menekan biaya pengambilan bahan baku.
b.                   b.   Hubungan Ketersediaan Tenaga Kerja dengan Faktor Lokasi Industri
Pada umumnya tenaga kerja berasal dari desa yang sama dengan lokasi industri atau desa lain yang berdekatan dengan lokasi industri. Berdasarkan hasil penelitian bahwa sebagian besar tenaga kerja berasal dari daerah sekitar dimana lokasi industri kerajinan kulit berada, yaitu Sukaregang. Adapula tenaga kerja yang berasal dari desa lain seperti Suci, Cimasuk, dan Lebak Agung. Banyaknya tenaga kerja serta upah tenaga kerja yang murah dapat memicu suatu industri didirikan di daerah tersebut.
c.   Hubungan Daerah Pemasaran dengan Faktor Lokasi Industri
barang kerajinan kulit yang sudah diproduksi kemudian dipasarkan. Lokasi pemasaran yang dekat bisa bisa saja menjadi bahan pertimbangan bagi seorang pengusaha untuk mendirikan industry di daerah tersebut. Sebagian besar daerah pemasarannya masih bersifat lokal dan regional, yaitu dipasarkan di took-toko kerajinan kulit yang ada disepanjang jalan Sukaregang maupun dengan melakukan pengiriman ke kota-kota besar yang ada di Pulau Jawa. Sedangkan pemasaran yang dilakukan pada skala nasional maupun internasional masih terbatas.
Jangkauan pemasaran lebih didominasi oleh banyaknya permintaan yang mempengaruhi luasnya daerah pemasaran. Untuk menghindari banyaknya rantai pemasaran maka pemasaran dilakukan langsung oleh pemborong atau distributor yang berasal dari berbagai kota.
8.       Kesimpulan dan rekomendasi      :
Kesimpulan
Konsentrasi industri kulit di Garut terjadi di Desa Sukaregang. Adanya konsentrasi itu dikarenakan Desa Sukaregang , Kelurahan Kota Wetan merupakan pusat penyamakan kulit terbesar di Kabupaten Garut dan mempunyai ketersediaan bahan baku yang lebih banyak dibandingkan dengan Desa Karangmulya maupun Lebak Agung.
Selain faktor bahan baku, terdapat faktor geografis lainnya yang menentukan lokasi industri di Kabupaten Garut seperti tenaga kerja dan pemasaran. Pada umumnya tenaga kerja berasal dari lingkungan sekitar dimana industri itu didirikan. Banyaknya tenaga kerja serta upah tenaga kerja yang murah dapat memacu suatu industri didirikan di daerah tersebut. Ketersediaan tenaga kerja pada umumnya dipengaruhi oleh banyaknya permintaan produk di pasaran.
Pemasaran produk kerajinan kulit pada umumnya dipasarkan ke kota-kota di luar provinsi. Bahkan ada sebagian pengusaha kerajinan kulit yang telah berhasil memasarkan produknya ke pasaran internasional.
Rekomendasi
1.      Jurnal penelitian ini cukup baik dan informatif tetapi sebaiknya dalam tahap pengolahan data kuntitatifnya menggunakan model matematis agar lebih akurat dan mudah dipahami.
2.      Dalam hasil dan analisis, penulis sudah menjelaskan dengan detail hubungan antara faktor-faktor yang mempengaruhi lokasi industri dengan mendeskripsikannya, tetapi akan lebih mudah dan menarik bila disajikan dengan grafik pula.  

Sumber :

Jumat, 25 November 2011

The Values of Globalization

  •  What are the values underlying globalization?
Nilai-nilai yang mendasari globalisasi adalah tidak adanya batasan dalam hal berkomunikasi, bertransaksi, dan saling bertukar budaya. Dengan globalisasi batas wilayah dan negara tidak lagi menjadi hambatan. Nilai utamanya adalah prinsip universal (menyeluruh)
  • Are these “ASEAN” values?
Nilai-nilai ASEAN lebih mengedepankan voluntary approach (lemahnya pressure group). Semangat persaudaraan di Asia Tenggara yang erat sebagai negara-negara yang bertetangga antara lain cermin dalam perwujudan nilai-nilai ASEAN. Kelebihan nilai-nilai tersebut adalah lebih mengedepankan empathy, namun kekurangan terbesar adalah kurangnya ketegasan. Dengan pendekatan voluntary appoarch yang lebih mengemuka dalam berbagai inisiatif kerja sama yang terbentuk di ASEAN serta lemahnya pressure group diantara sesama negara anggota maka perwujudan integrasi ekonomi kawasan berpotensi memerlukan waktu yang lebih lama.
  • Are these values typically associated with modernization?
Nilai-nilai tersebut terkait dengan modernisasi adalah, terkadang adanya sikap nasionalisme dan rasa tidak terbuka dengan hal-hal yang baru terutama untuk negara ASEAN yang menganut adat ketimuran. Biasanya orang timur lebih mengedepankan semangat persaudaraan dan tertutup pada sesuatu yang baru jadi hal ini menghambat proses modernisasi dan globalisasi.
 Mata Kuliah Teori Ekonomi 1 - Dr. Prihantoro

How Can We Measure the Extent of Globalization

Globalisasi adalah suatu keadaan dimana kehidupan masyarakat dalam berbagai aspek, tidak lagi tergantung pada batas-batas wilayah. Dalam globalisasi bidang ekonomi telah terjadi perdagangan internasional pasar bebas, dibentuknya kerjasama regional, bilateral, maupun multilateral. Berdirinya organisasi World Bank, World Trade Organization, Asian Free Trade Area dan lain-lain.
Fenomena Globalisasi yang terjadi sampai dengan saat ini diantaranya ditandai dengan beberapa hal, diantaranya :
  1. Meningkatnya perdangangan global.
  2. Meningkatnya aliran modal internasional, diantaranya investasi langsung luar negeri
  3. Berkembangnya sistem keuangan global
  4.   Meningkatnya aktivitas perekonomian dunia yang dikuasai oleh perusahaan-perusahaan multinasional
  5.  Meningkatnya peran organisasi-organisasi internasional, seperti WTO, WIPO, IMF, yang berurusan dengan transaksi-transaksi internasional.
Dengan adanya berbagai kemudahan diatas, kita dapat mengatakan bahwa tingkat globalisasi di dunia kian meluas dari waktu ke waktu. Meluasnya tingkat globalisasi dapat diukur dari beberapa hal dibawah ini diantaranya:
·         Perubahan Akseleratif, yaitu merupakan perubahan yang sangat cepat dalam segala bidang terutama yang berhubungan dengan interdependensi atau ketergantungan dengan ekonomi, teknologi informasi dan komunikasi di antara negara-negara di dunia.
·         Aliran Modal Tanpa Batas, yaitu tumbuhnya iklim investasi yang mencakup berbagai produk. Banyak perusahaan-perusahaan multinasional yang melakukan ekspansi ke negara-negara lain untuk mendapatkan komponen-komponen produk yang tidak lagi dari anak perusahaannya, tapi dapat juga dari perusahaan-perusahaan lain sehingga terwujud produk barang jadi.
·         Ekonomi Pengetahuan, yaitu bahwa globalisasi telah membawa hubungan ekonomi antar bangsa yang ditandai saling ketergantungan antara negara-negara maju dan negara berkembang dengan segala implikasi yang ditimbulkannya. Hal ini menjadi kajian ilmu pengetahuan bagi para akademisi, ekonom, perumus kebijakan baik pemerintah maupun dunia usaha.
·         Hiper Kompetisi, yaitu segala daya upaya yang dilakukan baik dari dunia usaha, dunia industri maupun pemerintah yang selalu berkompetisi untuk memperoleh simpati dan segmen pasar yang sebanyak-banyaknya. Pemanfaatan media komunikasi dan informasi sangat gencar dalam publikasi untuk menawarkan produk-produk unggulan yang berkualitas dengan segala kelebihannya sesuai dengan trens yang ada di dalam masyarakat.
·         Global dan Kompleks, yaitu segala hal yang terkait dengan transnasional produk telah terjadi saling ketergantungan yang memerlukan tingkat manajemen tinggi dan kompleks. Oleh sebab itu, globalisasi telah memberikan implikasi analisis pemikiran yang integrated dan komprehensif.


Sumber:
http://id.wikipedia.org/wiki/Globalisasi
http://ishardino.blogspot.com/2010/04/analisis-fenomena-globalisasi-ekonomi.html

Mata Kuliah Teori Ekonomi 1 - Dr. Prihantoro

Perekonomian Baja di Indonesia

Peningkatan produksi baja di Indonesia diprediksi akan meningkat, hal itu dikarenakan:
  1.  Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia yang membutuhkan banyak produk baja
  2. Sektor otomotif mendorong penggunaan baja
  3. Sektor perkapalan juga meningkat
Karena tingginya biaya produksi, maka produsen bajapun akan menaikkan harga jual produk.
Indonesia termasuk salah satu konsumen sekaligus produsen baja yang besar. Namun yang terjadi saat ini, produksi baja nasional tidak pernah seimbang dengan konsumsi kebutuhan dalam negeri.
Diperkirakan tahun ini Indonesia masih harus mengimpor baja sekitar 3 juta ton untuk memenuhi tingginya kebutuhan baja di dalam negeri. Oleh karena itu, saat ini masing-masing produsen dalam negeri berlomba meningkatkan kapasitas produksi dan perluasan pasar untuk dapat memenuhi target penjualannya.
Pasar baja nasional memang besar. Dengan pembangunan infrastruktur yang terus berjalan, pasar baja Indonesia akan tetap tumbuh. Namun, di tengah besarnya pasar baja di negeri ini, tingkat produksi masih belum mengimbangi kebutuhan. Sebenarnya ini menjadi potensi pasar untuk investasi baru, asalkan dapat bersaing dengan harga murah dan kualitas baik.

Sumber:

Mata Kuliah Teori Ekonomi 1 - Dr. Prihantoro

Senin, 07 November 2011

Komoditas Kulit Hewan di Indonesia

  Pemanfaatan kulit hewan untuk kepentingan manusia berjalan searah dengan perkembangan peradaban manusia. Dari keseluruhan produk sampingan hasil pemotongan ternak, maka kulit merupakan produk yang memiliki nilai ekonomis yang paling tinggi. Berat kulit sapi, kambing, dan kerbau memiliki kisaran 7-10% dari berat tubuh. Secara ekonomis, kulit memiliki harga berkisar 10-15% dari harga ternak.
  1. Permintaan dan Penawaran Kulit Sapi dan Kambing
    Kebutuhan kulit di Indonesia terus meningkat seiring dengan pertumbuhan industri kulit di tanah air. Meski banyak alternatif kulit hewan dipasaran untuk dijadikan bahan baku produk, kulit kambing dan domba masih menduduki peringkat permintaan tertinggi. Kualitas prima menjadi alasan utama kulit itu diminati. Tak hanya pasar dalam negeri, permintaan dari luar negeri terus berdatangan. Bahkan, dari negara-negara di Eropa dan Amerika.
     Banyaknya permintaan kulit hewan ini digunakan untuk industri seperti jaket, sepatu, tas, dan kerajinan tangan. Untuk mendapatkan bahan baku biasanya pengusaha langsung datang ke tempat pemotongan hewan atau sejenisnya. Pengusaha biasanya membeli dalam jumlah yang banyak, tapi terkadang dalam mencari bahan baku pengusaha mendapat kesulitan yaitu sulitnya mendapatkan bahan baku yang baik dan bermutu. Tapi hal tersebut dapat diatasi dengan memperluas area untuk mendapatkan bahan baku tersebut.
   Harga kulit hewan ini bervariasi sesuai dengan mutu dari kulit tersebut. Biasanya penawaran dan permintaan kulit hewan seperti domba, kambing, sapi, dan kerbau meningkat saat Hari Raya Idul Adha. Banyaknya hewan kurban yang disembelih pada saat Hari Raya Idul Adha tahun ini membuat kulit hewan kurban banyak diburu. Dalam satu lembar kulit kambing penjual menghargainya berkisar antara Rp 35.000,- sampai Rp 45.000,-. Sedangkan untuk harga kulit sapi penjual menghargainya antara Rp 11.000,- sampai Rp 12.000,- setiap per kilogramnya. Setiap Idul Adha rata-rata penjual bisa memperoleh 2000 sampai dengan 3000 lembar kulit, baik kulit kambing maupun kulit sapi. 
     Sebelum diolah menjadi bahan industri atau kerajinan, kulit harus melalui proses pengawetan terlebih dahulu. Hal ini bertujuan untuk mempertahankan struktur dan keadaan kulit, untuk tujuan penyimpanan dalam waktu yang relatif lama, dan agar kulit dapat dikelompokan menurut besar dan kualitasnya. Dan proses pengawetannya dapat dengan bermacam cara, seperti penggaraman dan pemakaian zat kimia.
      2. Potensi dan Karakteristik Bisnis Kulit di Indonesia
     Potensi bisnis kulit di Indonesia masih sangat besar, hal ini disebabkan masih sedikitnya industri besar yang mengolah secara intensif. Kalaupun ada kapasitasnya belum mampu memenuhi permintaan pasar. Sebagai contoh industri kulit hanya mampu menghasilkan 350.000.000 sqft/tahun sedangkan permintaan untuk industri alas kaki maupun untuk barang jadi sebesar 673.000.000 sqft/tahun sehingga setiap tahunnya terjadi kekurangan 323.000.000 sqft. Selain masih sedikitnya industri besar yang mengolah secara intensif bisnis ini, sulitnya bahan baku menjadi faktor masih besarnya peluang bisnis ini.
     Secara umum karakteristik industri kulit dan produk kulit ini antara lain sebagai berikut :
  • Padat Karya, bahwa industri kulit dan produk kulit memerlukan tenaga kerja terampil dan ahli dari perkulitan
  • Padat Modal, artinya bahwa dalam pendirian industri kulit dan produk kulit memerlukan modal yang cukup besar untuk pembelian mesin-tenaga, tanah, dan SDM yang ahli dalam perkulitan
  • Padat Teknologi, artinya bahwa dalam proses produksinya kulit dan produk kulit memerlukan beberapa tahapan seperti dalam proses penyamakan, proses pewarnaan, proses penghalusan, dan proses dalam finishing yang kesemuanya merupakan tahapan yang menggunakan teknologi
  • Industri kulit dan produk kulit termasuk industri yang tidak ramah lingkungan, terutama dampak lingkungan yang disebabkan dalam proses penyamakan menjadi kulit jadi. Dimana prosesnya menggunakan bahan baku kimia yang cukup berbahaya
  • Dilihat dari karakternya kapasitas industri kulit dan produksi kulit terdiri dari industri kecil, industri menengah, dan besar. Untuk kapasitas produksi IKM rata-rata sebesar 250.000 sqft per tahun sedangkan industri besar rata-rata sebesar 20.000.000 sqft per tahun.
Sumber :
  1. Karakteristik Industri Kulit di Indonesia
  2. Teknologi Pengawetan dan Pengolahan Kulit
  3. Kulit Domba dan Kambing Jadi Primadona
  4. Pengepul Kulit Meningkat
Mata Kuliah Teori Ekonomi - Dr. Prihantoro
Kelompok 15: Ayu Mulyaningsih dan Ely Puji Setianingsih

Minggu, 06 November 2011

SARJANA MAGISTER (SARMAG) UNIVERSITAS GUNADARMA

Apa yang dimaksud dengan sarmag? Sarmag adalah program beasiswa akselerasi yang diadakan oleh Universitas Gunadarma. Program ini meliputi tiga tahun empat bulan pendidikan S1, dan satu tahun pendidikan S2. Jadi, total pembelajaran dalam program ini kira-kira adalah empat tahun empat bulan.
Bagaimana cara mendapatkan beasiswa ini? Disini saya akan menceritakan pengalaman saya masuk sarmag. Saya adalah mahasiswi Sarmag Akuntansi 2010 Universitas Gunadarma, yang merupakan angkatan keempat untuk jurusan Akuntansi (SMAK04). Hal pertama yang dinilai adalah IPK semester 1 dan 2. IPK kita minimal harus 3.5. Selanjutnya ketika saya sedang menikmati liburan semester di rumah, saya mendapatkan sms dari panitia sarmag bahwa saya diundang untuk mengikuti briefing pertama yang diadakan pada tanggal 12 September 2011 pukul 13.00 WIB di kampus D Margonda. Sms itu saya terima pada tanggal 10 September 2011 pukul 09.49.37 WIB. Spontan saya kaget campur senang membaca sms tersebut.
Pada tanggal 12 September 2011, saya mendatangi kampus D untuk memenuhi undangan beasiswa ini. Disana saya diberi tahu semua mengenai sarmag, jadwal untuk mengikuti tes TOEFL yang diadakan pada tanggal 14 September 2011, dan jadwal untuk mengikuti tes interview pada tanggal 15 September 2011. Syarat TOEFL yang harus dipenuhi adalah 500. Pada saat interview, disarankan untuk tidak tegang karena pertanyaannya tidak jauh dari kehidupan kita sehari-hari. Santai, rileks, dan enjoy aja! Anggap saja seperti curhat ke dosen.
Mengenai pengumuman seleksi, diperkirakan tanggal 17 September 2011 pukul 10.00 WIB via telpon. Di tanggal 17 September, perasaan saya campur aduk. Kadang saya berpikir optimis, kadang juga pesimis saat itu. Akhirnya telpon yang ditunggu-tunggu berdering juga. Saat itu memang ada telpon dari kampus, tetapi bukan untuk memberikan pengumuman, melainkan untuk menyuruh saya kuliah seperti biasa dulu di kelas reguler. Saya kaget. Apa ini berarti saya tidak lolos seleksi? Saya tanya teman-teman saya yang juga mengikuti seleksi ini, ternyata jawabannya berbeda-beda. Ada yang disuruh ikut kursus lagi di kampus Gunadarma di Simatupang, ada juga yang disuruh ikut kursus di kampus Gunadarma Margonda. Selama perkuliahan di kelas reguler, saya galau, tidak fokus karena masih penasaran dengan pengumuman seleksi tersebut. Akhirnya pengumuman dilakukan pada tanggal 29 September 2011. Saat itu saya sedang berada di dalam kelas, tepatnya sedang jam istirahat. Ketika saya dan teman-teman sedang asik-asiknya membahas tugas, tiba-tiba handphone saya bergetar, saya pikir hanya sms, dibacanya nantin saja. Handphone saya terus bergetar, saya angkat telepon tersebut dan ternyata pihak panitia menelpon saya. Mereka mengabarkan bahwa saya lolos semua seleksi dan beliau memberitahukan bahwa akan diadakan briefing kedua di kampus Universitas Gunadarma yang berada di Simatupang.
Mengenai biaya yang harus dibayar, biaya ini tentu tidak full free. Untuk pendidikan S1, biaya sama seperti program reguler Untuk yang pendidikan S2, biaya normalnya adalah Rp97.600.000, tetapi bagi mahasiswa sarmag hanya Rp10.000.000 yang dibayarkan. Dengan biaya Rp.10.000.000 ini kita mendapat satu unit laptop dari kampus, dan akan mendapatkan kursus, selain itu ruang belajar yang asik, fasilitas yang cukup lengkap, dan dosen yang rata-rata memiliki gelar doktoral. Di program sarmag ini tidak memakai sistem semester, melainkan trimester. Jadi, selama satu tahun kita menyelesaikan tiga trimester.
Satu lagi, mahasiswa sarmag ini juga memiliki kesempatan untuk kuliah di luar negri. Untuk jurusan Akuntansi, mahasiswa yang terpilih akan dikuliahkan ke China.
Dari sini saya belajar untuk berusaha terus menerus. Awalnya saya berpikir, saya takut kalau tidak bisa mengikuti pelajaran di program sarmag ini, tetapi berkat dukungan keluarga dan teman-teman, saya memutusakan untuk mengambil beasiswa ini. Lagipula, jika kita terus berpikiran seperti itu, kapan kita bisa maju? Kesempatan tidak datang dua kali, guys! Ini bukan akhir dari segala perjuangan saya, melainkan awal dari perjuangan saya.

Sabtu, 05 November 2011

Pergeseran Kurva Penawaran


Pergeseran kurva penawaran baju (shirts) ke kanan pada gambar (a) menunjukkan terjadinya kenaikan penawaran baju dengan harga yang konstan. Pergeseran kurva penawaran baju (shirts) ke kiri pada gambar (b) menunjukkan terjadinya penurunan penawaran dengan harga yang konstan juga.

Hal-hal yang mempengaruhi pergeseran kurva penawaran tersebut antara lain:
  •   Prices of Relevant Resources (Harga Sumber Daya yang Relevan)
Apabila terjadi penurunan biaya pada sumber daya untuk membuat baju, misalnya adalah kain, maka produsen akan memproduksi baju dengan kuantitas yang lebih banyak dan harga yang tetap.  Penjelasan ini terkait dengan kurva (a).
Apabila terjadi kenaikan biaya pada kain tersebut, maka produsen akan memproduksi baju tersebut dengan kuantitas yang lebih sedikit dan harga yang tetap. Penjelasan ini terkait dengan kurva (b).

  •   Technology (Penggunaan Teknologi)
Faktor teknologi akan memengaruhi output barang atau jasa yang akan dihasilkan produsen. Semakin tinggi teknologi, semakin cepat barang yang dihasilkan (dalam hal ini adalah baju), maka semakin besar pula penawaran baju yang terjadi, tetapi tetap dengan harga yang konstan. Penjelasan ini terkait dengan kurva (a).
Sebaliknya, apabila produsen tidak memanfaatkan kecanggihan teknologi yang ada, produsen akan memakan waktu yang lama untuk memproduksi baju, maka penawaran baju yang terjadi sedikit dengan harga yang konstan. Penjelasan ini terkait dengan kurva (b).

  •   Number of Sellers (Banyaknya Penjual)
Banyaknya penjual mempengaruhi penawaran yang terjadi di pasar. Semakin banyak penjual yang menjual baju, maka penawaran baju semakin banyak. Penjelasan ini terkait dengan kurva (a).
Sebaliknya, semakin sedikit penjual yang menjual baju, maka penawaran baju berkurang. Penjelasan ini terkait dengan kurva (b).

  •   Expectation of Future Prices (Perkiraan Harga di Masa Depan)
Perkiraan harga di masa depan mempengaruhi penawaran yang terjadi di pasar. Apabila diperkirakan harga baju di masa depan turun, maka produsen akan lebih banyak menawarkan barang dagangannya saat ini. Penjelasan ini terkait dengan kurva (a).
Apabila diperkirakan harga baju di masa depan naik, maka produsen akan mengurangi penawaran saat ini sehingga produsen dapat menawarkan barang dagangannya lebih bayak di masa depan. Penjelasan ini terkait dengan kurva (b).

  •   Taxes and Subsidies (Pajak dan Subsidi)
Pajak dan subsidi sangat berpengaruh pada penawaran yang terjadi di pasar. Semakin tinggi pajak yang dibayarkan oleh produsen, maka produsen akan mengurangi jumlah penawaran baju di pasar. Penjelasan ini terkait dengan kurva (b).
Apabila produsen menerima subsidi dari pemerintah, maka produsen akan menambah jumlah penawaran baju di pasar. Penjelasan ini terkait dengan kurva (a).
  •   Government Restrictions (Pembatasan Pemerintah)
Apabila pemerintah membuat kebijakan untuk meningkatkan  jumlah produksi baju yang diproduksi produsen, maka produsen akan menaikkan kuantitas baju dan otomatis meningkatkan penawaran yang terjadi di pasar. ini terkait dengan kurva (a).
 Apabila pemerintah membuat kebijakan untuk menurunkan jumlah produksi baju yang diproksi produsen, maka produsen akan menurunkan kuantitas baju dan otomatis akan menurunkan penawaran yang terjadi di pasar. ini terkait dengan kurva (b).


Sumber:
http://id.wikipedia.org/wiki/Penawaran

Mata Kuliah Teori Ekonomi 1 - Dr. Prihantoro

Price Ceiling dan Price Floor

Equilibrium Price dan Equilibrium Quantity terjadi pada saat penjual dan pembeli bertemu dan menentukan suatu keputusan yang sama-sama menguntungkan kedua pihak tersebut.
Pada kurva ekulibrium, Equilibrium Price dan Equilibrium Quantity ditemukan dalam suatu titik tertentu yang terhubung dari adanya kurva permintaan dan penawaran. Pada saat telah ditentukannya Equilibrium Price, ternyata pemerintah membuat kebijakan, yaitu diadakannya Price Ceiling. Price ceiling inibertujuan untuk mengontrol penjual agar tidak sesuka hati menentukan harga dari suatu barang. Price ceiling merupakan Harga Eceran Tertinggi (HET) yang artinya para penjual dapat menjual barang dagangannya dengan harga yang batas maksimumnya sesuai dengan HET tersebut.
Price ceiling menciptakan shortage karena kuantitas permintaan lebih besar dari kuantitas penawaran (Qd > Qs). Artinya, dalam hal ini jumlah barang yang diminta lebih banyak dari jumlah barang yang ditawarkan, sehingga barang yang ada tidak mencukupi untuk memenuhi permintaan yang ada, maka terjadilah shortage atau kekurangan. Besarnya shortage adalah selisih dari kuantitas permintaan dan kuantitas penawaran. Pada kurva di atas shortage yang terjadi adalah sebesar 90.

Hal yang sebaliknya terjadi pada Price Floor. Price floor menciptakan surplus karena kuantitas penawaran lebih besar dari kuantitas permintaan (Qs > Qd). Artinya, dalam hal ini jumlah barang yang ditawarkan lebih banyak daripada jumlah barang yang diminta, sehingga barang yang ada sangat cukup untuk memenuhi permintaan yang ada, maka terjadilah surplus atau kelebihan. Besarnya surplus adalah selisih dari kuantitas penawaran dan kuantitas permintaan. Pada kurva di atas surplus yang terjadi adalah sebesar 90. Dalam hal ini, terjadi kelebihan barang yang ditawarkan sehingga barang yang lebih ini dapat digunakan untuk kegiatan ekspor oleh suatu negara.

Mata Kuliah Teori Ekonomi 1 - Dr. Prihantoro